Saat diundang berceramah di Tokyo pada 1990-an, fisikawan Stephen Hawking ditanya seorang peserta kuliah umum, “Profesor Hawking, kapan kiamat akan datang?”
Hawking menjawab, “Jika saya katakan besok, bulan depan, atau mungkin tahun depan, pasar saham tidak akan gonjang-ganjing.” Artinya, ramalan kiamat tidak akan mempengaruhi siapa pun.
Ketika dunia dibuat gempar oleh ramalan bangsa Maya bahwa kiamat akan terjadi pada 21 Desember 2012, sesuai akhir kalender suku Indian berperadaban tinggi itu, Apolinaro Chile Pixtun— seorang tetua dan tokoh spiritual Maya di Guatemala—kebanjiran pertanyaan, “Apa benar 2012 akan kiamat?”
Chile Pixtun menjawab, “Teori kiamat muncul dari Barat, bukan gagasan bangsa Maya.”
David Stuart, pakar epigrafi Maya dari Universitas Texas, membenarkan hal itu. “Bangsa Maya tidak pernah mengatakan dunia akan berakhir atau meramalkan sesuatu yang buruk akan terjadi di permukaan bumi,” ujar Stuart. “Bangsa Maya hanya merekam ulang masa depan pada Monumen Six.”
Bantahan Chile Pixtun dan Stuart tampaknya tidak cukup. Sejumlah sarjana Barat yakin bangsa Maya memiliki pengetahuan rahasia akan jagad raya. Bangsa Maya tahu kapan poros bumi akan bergoyang dan terjadinya perubahan alignment bintang-bintang setiap tahun.
Bahkan, bangsa Maya tahu apa yang terjadi dengan Matahari sekali dalam 28 ribu tahun, yaitu ketika Matahari berada pada titik terendah di cakrawala atau tatkala garis Matahari berada sejajar dengan titik tengah galaksi Bima Sakti dan itu akan terjadi pada 21 Desember 2012.
Monumen Six
Segalanya berawal dari keputusan Pemerintah Meksiko membangun pabrik semen di Tabasco, wilayah selatan negeri itu, pada 1960-an. Sebagian areal pabrik adalah situs kuno Maya yang dikenal sebagai El Tortuguero.
Sebagian besar situs telah dijarah penduduk setempat dengan alasan ekonomi, artefak-artefak dicuri dan dijual ke pasar gelap. Sebagian artefak jatuh ke tangan kolektor barang antik, lainnya jatuh ke tangan peneliti.
Yang relatif belum dijarah, mungkin karena sulit, adalah Monumen Six. Saat pembangunan pabrik semen dimulai, Monumen Six digali dan dipindahkan. Saat penggalian dan pemindahan, Monumen Six mengalami kerusakan parah yang membuat para ahli harus menyusunnya kembali.
Monumen Six adalah sekumpulan pictorial glyph yang fungsinya sama dengan hieroglif Mesir kuno. Bangsa Maya menggunakan Monumen Six untuk merekam semua cerita, kejadian, sejarah, dan filsafat kuno. Bangsa Maya dikenal sebagai ras dengan kemampuan observasi astronomi luar biasa.
Glyph atau elemen bertulis pada Monumen Six merekam sebuah zaman—yang oleh bangsa Maya dikenal sebagai zaman Bactuns. Elemen itu juga me nyebutkan bahwa akhir zaman Bactun adalah 2012.
Penemuan ini mengejutkan karena mendukung ramalan ‘akhir zaman’ yang digambarkan dalam kalender panjang Maya yang berakhir 21 Desember 2012. Para pakar mengaitkan temuan ini dengan ramalam astronomi bahwa winter solstice terjadi pada 2012. Saat itu, garis Matahari akan berada sejajar dengan titik tengah galaksi Bima Sakti.
Namun, landasan teori ini sangat lemah, yaitu hanya pada interpretasi angka 13 di dalam elemen bertulis karena penerjemahan secara utuh terhadap seluruh isi Monumen Six hampir tidak mungkin. Upaya sejumlah pakar untuk merekonstruksi Monumen Six menemui jalan buntu sehingga tidak seluruh informasi di dalamnya bisa digali.
Artinya, terlalu banyak spekulasi dalam penerjemahan Monumen Six. Para ilmuwan cenderung menggunakan pendekatan Barat yang mengaitkan angka 13 dengan ketidakberuntungan. Padahal, 13 yang dimaksud dalam glyph adalah periode era Bactun.
Terjemahan lain dari glyph itu menyebutkan kemungkinan munculnya Bolon Yookt’ K’uh, dewa bangsa Maya yang berhubungan dengan perang dan penciptaan.
Guillermo Bernal, arkeolog dari National Autonomous University, Meksiko, mengatakan, ada celah tak terbaca setelah kalimat yang mengabarkan kedatangan Bolon Yookte. Namun, sekali lagi spekulasi, ia yakin sang dewa akan turun dari langit.
Bernal juga mengatakan pihaknya menemukan inskripsi lain yang menyebutkan kalender bangsa Maya tidak berakhir pada 2012, tapi 4772. “Perhitungan kalender panjang (long count) bangsa Maya dimulai pada 3114 sebelum masehi (SM),” ujar Bernal. “Mereka menandai periode setiap 394 tahun dengan nama Baktun. Sedang kan, angka 13 adalah sakral bagi bangsa Maya.”
Seperti kebanyakan para pakar Barat, Bernal yakin Baktun 13 berakhir pada 21 Desember 2012. Namun, katanya, itu bukan merupakan akhir dari kalender Maya.
Seperti Bernal, siapa pun—terutama yang punya imajinasi—bebas menginterpretasi Monumen Six. Berkaitan dengan Bolon Yookte yang turun dari langit, seseorang boleh berimajinasi bahwa bangsa Maya meramalkan akan datangnya makhluk ET dari galaksi lain di jagad raya mahaluas ini.
Comalcalco Brick
Pernyataan Bernal bahwa kalender Maya tidak berakhir pada 21 Desember 2012 diperkuat oleh hasil studi terhadap inskripsi Comalcalco Brick. Arturo Mendez, juru bicara National Institute of Anthropology and History di Meksiko, mengatakan inskripsi ini ditemukan setahun lalu di reruntuhan kuil dekat Comalcalco.
Comalcalco adalah sebuah kawasan kuil bangsa Maya yang tidak biasa. Hampir seluruh kuil dibangun dari batu bata. Comalcalco Brick bukan inskripsi pertama yang membantah Monumen Six, tapi yang kedua.
“Sampai saat ini, Comalcalco Brick masih menjadi subjek perdebatan para sarjana,” ujar Mendez. “Yang pasti, Comalcalco Brick membuat pendukung teori kiamat 2012 mulai ragu.”
David Stuart ikut meneliti inskripsi ini. Menurutnya, kalender yang tertulis di batu bata itu adalah ‘kalender bundar’, kombinasi posisi hari dan bulan yang akan berulang setiap 52 tahun. “Kalender ini memperhitungkan akhir Baktun 13,” ujarnya.
Stuart juga menemukan ada beberapa kesamaan Comalcalco Brick dengan inskripsi di Monumen Six. Bedanya, Bolon Yookte disebut huli—yang artinya dia akan tiba—di Comalcalco Brick.
Yang juga aneh dari Comalcalco Brick adalah inskripsi itu diletakkan terbalik ke dalam atau ditutup dengan plesteran. Ini memperlihatkan bangsa Maya menghendaki inskripsi ini tidak dilihat.
The Institute of Anthropology and History menjadikan temuan ini untuk mengatakan kepada dunia bahwa teori kiamat 2012 adalah kesalahan interpretasi Barat terhadap kalender bangsa Maya. Pakar dari institut itu mengatakan bangsa Maya melihat waktu sebagai serangkaian siklus yang berawal dan berakhir secara ajek tanpa akhir.
Artinya, bangsa Maya tidak percaya waktu akan berakhir. Dalam bahasa yang lain, bangsa Maya menolak gagasan kiamat seperti yang diajarkan agama-agama samawi dan Barat.
Menghilangkan keraguan
Internet memang telah mengubah segalanya. Carl Johan Calleman, arkeolog asal Swedia, mengatakan ketika kali pertama mengawali penelitian Monumen Six pada 1993, ia sama sekali tidak mengetahui adanya inskripsi kuno Maya yang menggambarkan apa yang terjadi pada 2012.
Ia juga tidak pernah mendengar informasi dari peneliti sebelumnya bahwa bangsa Maya meramalkan kiamat.
“Yang saya ketahui adalah berbagai uraian ten tang awal Long Count, perhitungan panjang kalender Maya di dalam prasasti Palenque,” ujarnya.
Calleman mengatakan ia mengabaikan kiamat pada 21 Desember 2012 seperti ia tidak peduli Yesus lahir pada 25 Desember. Sebagai sosok yang dibesarkan di lingkungan tradisi keilmuwan, Calleman lebih suka menyusun teorinya sendiri tentang Maya.
“Saya lebih suka mengembangkan teori sembilan level dan sembilan dunia bawah dalam kepercayaan bangsa Maya,” ujarnya.
Ia juga menyesalkan betapa banyak orang menderita akibat kesalahan interpretasi kalender Maya. Namun, di sisi lain, segelintir orang menangguk keuntungan luar biasa besar dari kekeliruan itu. Ia juga kecewa dengan tidak adanya pakar yang berupaya meluruskan kesalahan itu.
Calleman juga mengatakan akhir kalender dalam bangsa Maya sebenarnya bukan 21 Desember, melainkan 28 Oktober 2011. Yang menjadi pertanyaan serius adalah mengapa tanggal 21 Desember 2012 yang terpublikasi.
“Saya yakin kiamat pada 21 Desember 2012 adalah hasil kesepakatan politis di antara para pakar,” ujarnya. “Bukankah kelahiran Yesus pada 25 Desember juga hasil kompromi politik sejumlah gereja?”