Seluruh buruh di sentero jagad, tiap 1 Mei merayakan harinya. Belum Jelas betul kenapa awal Mei dipilih sebagai hari peingatan kum buruh. Pasti ada event besar dan historis yang patut dikenang. Pada hari itulah kepentingan buruh diperjuangkan.
Di setiap penghujung April, kaum buruh biasanya sudah mendaftar sejumlah keinginan dan hak dasar sepanjang bisa untuk dinegosiasikan dengan majikan. Seluruh shareholder perusahaan dimana mereka kerja. Tanggal itulah pressure yang pernah dimiliki kaum buruh, serta merupakan posisi tawar tertinggi mereka dalam menegakkan hak-haknya.
Berbagai bentuk kegiatan dipilih buruh untuk memperbesar pressure kepada seluruh komponen terkait dalam kehidupan buruh, baik dalam skala mikro maupun skala makro. Ada yang dilakukan dengan konsisten dan persistence pengerahan buruh dalam jumlah besar. Tidak sedikit yang menempuh penggalangan opini melalui berbagai media elektronik maupun cetak. gayung bersambut, seperti ikut mengapresiasi serta memeriahkan, media pun haru biru memberitakan.
Kondisi sebaliknya menghinggapi perasaan shareholder perusahaan serta pemerintah dalam menyongsong hari bersejarah ini. bagi kaum borjuise dan pemilik perusahaan. Mereka mencemasi gerangan tuntutan apalagi yang harus diakomodasi. yang dikhawatirkan apa yang ditunutut apa sejatinya tak mampu dipenuhi. Terlalu berat untuk dituruti.
Biasanya para shareholder menggandeng penguasa untuk menguatkan barisan penangkal desakan. Pemerintah, pada sisi lain, yang acap kali pemimpinnya didukung penuh oleh kaum borjuise memilih berat sebelah saja. Sebisa mereka memperjuangkan untuk melindungi kaum tokek ini. Rancangan maupun undang-undang dibuat untuk memproteksi diri kepentingan bersama para shareholder.
bagi rejim yang pro-bandar, tentu mereka selalu dagdigdug gerangan gerakan apa yang terjadi di awal mei. Mereka takut dengan massa besar tak terkendali turun ke jalan, apalagi sampai terjadi chaos. Ini kecemasan alamiah. namun sebetulnya, bisa diubah bila mereka lebih adil dalam melihat dunia. Bisa lebih pro-massa besar, mayoritas suara rakyat dari kalangan wong cilik berkerah biru.
Indonesia sebagai emerging negara industri sudah harus mengkonsolidasi, mengkoordinasi, dan mensinergi dua kepentingan yang acapkali tidak berbanding lurus. kalau gagal mengelola diua kepentingan tersebut maka di setiap peringatan hari buruh, perasaan tak tenang menyeringai. terus diburu perasaan cemas dan was-was. Sungguh bisa menyiksa. Apakah jalan ini yang mau ditempuh?? Rasanya tidak...!