Kemanakah arah udara yang kita hidup melalui hidung?
Pada kesempatan ini, kita akan membahas bagaimana udara masuk kedalam
tubuh setelah terhirup oleh hidung. Udara yang masuk kedalam tubuh harus
melewati beberapa tahapan, tidak hanya menghirup dan menghasilkan karbon
dioksida.
Setelah udara melewati hidung, udara masuk
ke pangkal tenggorokan (laring) melalui faring. Faring adalah hulu tenggorokan.
Faring merupakan persimpangan antara rongga mulut ke kerongkongan dan rongga
hidung ke tenggorokan. Dari pangkal tenggorokan (laring), udara masuk ke batang
tenggorokan (trakea).
Bagaimana udara tidak “salah jalan” masuk
ke kerongkongan dan makanan tidak “tersesat” masuk ke dalam batang tenggorokan?
Pada daerah tekak, yaitu di langit-langit
mulut bagian belakang terdapar anak tekak. Pada pangkal tenggorokan (laring)
terdapat katup yang disebut epiglotis. Ketika kita bernapas, epiglotis terbuka
dan anak tekak melipat ke bawah bertemu dengan epiglotis. Udara masuk melewati
pangkal tenggorokan.
Ketika kita menelan, epiglotis menutup
pangkal tenggorokan dan makanan akan masuk ke kerongkongan (esofagus). Tetapi jika
kita menelan dan epiglottis belum menutup, makan atau minuman akan masuk ke
tenggorokan yang mengakibatkan kita tersedak. Oleh karena itu, kita sebaiknya
tidak berbicara ketika sedang makan.
Pangkal tenggorokan (laring) terdiri atas
kepingan tulang rawan yang membentuk jakun. Jakun tersusun atas tulang lidah,
katup tulang rawan, perisai tulang rawan, piala tulang rawan, dan gelang tulang
rawan.Pada pangkal tenggorokan terdapat selaput
suara, selaput ini akan bergetar bila terhembus udara dari paru-paru.