Menurut sejarah, sekitar Tahun 60-an ketika
dua peneliti Levi C. Finch dan Robert W. Taylor mulai melakukan penelitian
tentang jaringan global dan masalah interoperabilitas. Beberapa program penelitian
mulai dilakukan untuk melihat mekanisme pengaitan jaringan-jaringan yang
berbeda secara fisik. Salah satu solusi yang muncul dari penelitian-penelitian
tersebut yakni teknik packet
switching. Pada teknik ini, file berukuran besar yang akan dikirim melalui
jaringan komputer terlebih dahulu dipotong menjadi paket kecil. Peneliti utama
dalam pengembangan packet switching ini adalah Donald Davies (NPL), Paul Baran
(RAND Corporation), Leonard Kleinrock dan kawan-kawan (MIT) dan UCLA Research
Programs.
Pada tahun 1969, Robert Taylor, kepala kantor
pemrosesan informasi di DARPA (Badan Riset Angkatan Bersenjata Amerika Serikat)
bermaksud mengimplementaskan ide untuk membuat sistem jaringan yang saling
terhubung. Robert Taylor bersama Larry Robert dari MIT, memulai proyek yang
kemudian dikenal sebagai ARPANET. Sambungan pertama ARPANET mencakup University
of California, Los Angeles (UCLA) dan Stanford Research Institute (SRI). Pada
tanggal 5 Desember 1969, ada dua jaringan lagi yang yang bergabung, yakni
University of Utah dan University of California, Santa Barbara sehingga total
terdapat empat simpul jaringan. ARPANET yang berbasis pada teknologi ALOHANET
berkembang sangat cepat. Pada Tahun 1981, jumlah simpul yang tersambung menjadi
213.
Selain jaringan untuk penelitian seperti
ARPANET, para hobbiis komputer juga mengembangkan teknik jaringan sendiri yang
kemudian cukup populer, bernama UUCP.
Namun masalah terbesar terdapat pada
teknik ini, karena terdapat masalah agar berbagai jenis peralatan jaringan,
seperti telepon, radio, kabel LAN yang secara fisik sangat berbeda dapat
berkomunikasi satu dengan lainnya. Dikarenakan media fisik jaringan yang
berbeda, hal ini mendorong
terjadinya pengembangan tata cara komunikasi yang mampu melakukan
internetworking. sehingga banyak jaringan kecil dapat saling tersambung menjadi
satu menjadi jaringan komputer maha besar.Kumpulan tata cara komunikasi
Internet memungkinkan jaringan komputer dibangun menggunakan saluran fisik yang
berbeda. Dalam bahasa yang sederhana, komputer yang terhubung menggunakan
telepon, dapat berkomunikasi dengan komputer yang tersambung ke jaringan LAN
maupun jaringan radio yang kemudian disebut inter-network (antar jaringan) dan
secara global disebut Internet.
Jon Postel dari Information Science Institute
(ISI) di University of Southern California (USC) adalah orang yang sangat
berjasa di balik berbagai alokasi alamat IP Internet, manajemen Domain Name
System (DNS), tipe media, dan berbagai alokasi nomor untuk tata cara komunikasi
penting di Internet. Hingga pada tanggal 21 Juli 1998, Jon Postel memperoleh
Silver Medal dari International Telecommunications Union (ITU) atas
jasa-jasanya membangun Internet di dunia. Saat ini, IANA dioperasikan oleh
Internet Corporation for Assigned Names and Numbers (ICANN).
Melalui sudut pandang Komersialisasi dan
privatisasi, pada tahun 1980-an Amerika Serikat mengijinkan Internet Service
Provider (ISP) untuk beroperasi. Internet mulai booming pada tahun 1990-an. dan
menjadi kunci pemicu perubahan dalam budaya dan dunia usaha. Internet
menawarkan pola komunikasi cepat menggunakan e-mail, diskusi bebas di forum,
dan Web.
Internet di Indonesia
Sejarah internet Indonesia dimulai pada awal
tahun 1990-an meskipun pada saat itu jaringan internet di Indonesia lebih
dikenal sebagai paguyuban network yang
dikarenakan terdapat persamaan semangat kerjasama, kekeluargaan & gotong
royong sangat hangat dan terasa di antara para pelakunya. Perkembangan yang
terasa lebih komersial dan individual di sebagian aktivitasnya, terutama yang
melibatkan perdagangan Internet dimulai Tahun 1988, ada pengguna awal Internet
di Indonesia yang memanfaatkan CIX (Inggris)
dan Compuserve (AS) untuk mengakses internet. Pada
24 Juni 1988, Sejak 1988, CIX (Inggris) menawarkan jasa E-mail
dan Newsgroup. Belakangan menawarkan jasa akses HTTP dan FTP. Beberapa pengguna
Internet memakai modem 1200 bps dan saluran telpon Internasional yang sangat
mahal untuk mengakses Internet. Sejak 1989 Compuserve (AS)
juga menawarkan jasa E-mail dan belakangan Newsgroup, HTTP / FTP.
Beberapa
pengguna Compuserve (AS) menggunakan modem yang dihubungkan dengan Gateway Infonet yang
terletak di Jakarta. Biaya akses Compuserve masih mahal, tetapi jauh lebih
murah dari CIX. Universitas Indonesia (UI) menjadi Protokol
Internet (IP) pertama di Indonesia. RMS
Ibrahim, Suryono Adisoemarta, Muhammad Ihsan, Robby Soebiakto, Putu, Firman
Siregar, Adi Indrayanto, dan Onno
W. Purbo merupakan beberapa nama-nama legendaris di awal pembangunan
Internet Indonesia pada tahun 1992-1994. Masing-masing personal telah
mengontribusikan keahlian dan dedikasinya dalam membangun sejarah jaringan komputer di
Indonesia.
Di
sekitar tahun 1994 mulai beroperasi Indonet yang dipimpin oleh
Sanjaya. Indonet merupakan ISP komersial pertama Indonesia. Pada
waktu itu pihak Postel belum mengetahui tentang celah-celah bisnis
Internet dan masih sedikit sekali pengguna Internet di Indonesia. Sambungan
pertama kali ke Internet dilakukan menggunakan dial-up oleh Indonet, Akses
awal di Indonet mula-mula memakai mode teks dengan shell account, browser
lynx dan email client pine serta chatting dengan sistem conference
pada server AIX. Tahun 1995, Pemerintah Indonesia melalui Departemen
Pos Telekomunikasi menerbitkan ijin untukISP yang diberikan kepada IndoNet
yang dipimpin oleh Sanjaya dan Radnet pimpinan BRM. Roy Rahajasa
Yamin.
Mulai
1995 beberapa BBS di
Indonesia menyediakan jasa akses Telnet ke luar negeri. Dengan memakai remote
browser Lynx di AS, maka pemakai Internet di Indonesia bisa akses Internet
(HTTP). Dan perkembangan terakhir adalah trend e-commerce dan warung
internet yang saling menunjang dan membuahkan masyarakat Indonesia yang lebih
solid di dunia informasi.